Kualitas air di beberapa wilayah Indonesia semakin memprihatinkan. Sungai Cikapundung di Bandung, misalnya, kini tercemar bakteri E. coli yang berasal dari kotoran sapi di Lembang serta limbah manusia. Kondisi ini membuat air sungai yang dulunya dimanfaatkan masyarakat kini berisiko menyebabkan penyakit jika digunakan tanpa pengolahan yang tepat.
Tak hanya di sungai, air minum isi ulang juga menghadapi masalah serupa. Sebuah penelitian menemukan bahwa 8 dari 10 sampel air minum galon isi ulang terbukti mengandung bakteri berbahaya seperti E. coli dan koliform. Ini sangat mengkhawatirkan karena banyak orang mengonsumsi air galon isi ulang setiap hari dengan harapan air tersebut bersih dan aman.
Bakteri E. coli dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran pencernaan, bahkan gangguan serius pada anak-anak dan lansia. Karena itu, penting sekali untuk mendeteksi pencemaran air sejak dini. Di sinilah peran teknologi seperti IDEXX Tecta menjadi sangat penting. IDEXX Tecta adalah alat pendeteksi bakteri otomatis yang dapat mendeteksi keberadaan E. coli dan koliform secara cepat dan akurat dalam air tanpa perlu preparasi sampel di laboratorium.
Dengan alat seperti IDEXX Tecta, depot air minum, pengelola air bersih, bahkan dinas lingkungan bisa segera mengetahui jika ada kontaminasi dan mengambil tindakan sebelum air dikonsumsi masyarakat. Proses deteksi yang lebih cepat berarti risiko penyebaran penyakit bisa ditekan sejak awal. Selain itu, alat ini sangat efisien karena dapat bekerja otomatis selama 24 jam tanpa pengawasan terus menerus.
Air adalah sumber kehidupan, namun bisa menjadi ancaman jika tidak dijaga kebersihannya. Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, industri dan teknologi seperti IDEXX Tecta, kita bisa mewujudkan akses air yang lebih aman dan sehat untuk masyarakat. Memastikan air yang kita gunakan terbebas dari bakteri bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga langkah perlindungan diri kita sehari-hari.